Senin, 10 April 2017

Kisah Pena dan Kertas Oleh Aktor


Saat ada pena maka ada tulisan yang menghidupkannya. Coretan batin merangkai kata yang meluap dalam pikiran. Setiap mili tinta, merupakan curahan yang menggerakkan tangan untuk menggores si putih yang polos. Kamu terlalu polos hingga begitu saja menerima si Tinta Hitam. Apapun yang tergoreskan memiliki muara yang indah maupun kelam. Tergantung pada si Aktor atau penulisnya.

Saat membuka situs satmarianahs, mungkin teman-teman reader sudah baca kutipan "Pemikiranmu terlalu egois bila tak kau tuang tulisanmu kepada cangkir yang terkesan". Walaupun saya tidaklah memiliki pemikiran besar untuk mampu membuat orang terkesan atas imajinasi kata yang saya miliki. Setidaknya lewat tulisan ini, mampu menghantarkan dan menyimpan buah pikiran yang tak diketahui orang lain. Sesuatu khayalan yang perlu dituangkan tidak hanya untuk konsumsi pribadi.

Sebuah pemikiran kecil tak ada salahnya kau tuangkan. Sebab sebuah peradaban tak akan berkembang tanpa hadirnya pemikir kecil. Seorang besar tidak akan bisa langsung menjadi tinggi. Pastinya ia melalui sebuah proses, maka duduklah sejenak siapkan buku atau kertas ambil pena berisi tinta. Bila kau ada kemauan mulailah imajinasimu yang kau tuang menjadi sebuah inspirasi. Tidaklah lama termenung akan ada konsep dalam pikiranmu, sebab tiap manusia memiliki otak dan tingkat kecerdasannya masing-masing.

Dikutip dari Leonard Bernstein mengatakan " Inspirasi adalah indah ketika itu terjadi, namun penulis harus mengembangkan pendekatan untuk sisa waktu.. yang menunggu terlalu lama"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar